Injil Markus (Mrk 3:1-6) hari ini kembali Yesus membuat mukjizat dengan menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya. Orang Farisi yang juga hadir mendengar ajaran Yesus terus mengamati apa yang akan diperbuat Yesus, karena kebetulan hari ini hari Sabat. Jika Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat, ada alasan bagi mereka untuk menyalahkan Yesus. Karena Yesus seperti dikatakan bahwa Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat, maka Yesus tidak takut akan ancaman mereka. Karena jengkel dengan sikap mereka, maka Yesus pun berkata kepada orang yang mati sebelah tangannya, katanya:
Inspirasi dari bacaan Injil Markus hari ini antara lain tentang pilihan pada hari Sabat antara ‘berbuat baik atau berbuat jahat’, atau antara ‘menyelamatkan atau membunuh nyawa’. Orang Farisi berpegang pada tradisi Yahudi bahwa pada hari Sabat dilarang praktek pengobatan atau penyembuhan, kecuali dalam bahaya mati. Orang Farisi tidak melihat bahwa yang disembuhkan itu adalah orang yang mati sebelah tangannya. Artinya apa yang diperbuat Yesus itu tidak menyalahi hukum Taurat tentang hari Sabat. Pertanyaan Yesus mana yang diperbolehkan pada hari Sabat ‘berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan atau membunuh nyawa’, sesuai dengan perintah Allah:” Kepadamu Kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat atau kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturnanmu” (Ul 30:19). Dengan kata lain, apa yang diperbuat Yesus itu sesuai dengan hukum Taurat tentang hari Sabat sebagaimana tertulis dalam Kitab Ulangan.
Sebagai pengikut Yesus pada jaman ini, kita pun seharusnya lebih mengutamakan kepentingan keselamatan serta kesejahteraan bersama. Karena Allah itu pada dasarnya melihat hati, dan bukan melihat apa yang di depan mata’
Demikialan refleksi singkat Kuasa Doa hari ini tentang ‘menyelamatkan atau membunuh nyawa’, Tuhan memberkati.-***